Rabu, 26 September 2012

Form Risungers

Annyeong Risungers!!! ^^
Ini ada form yang harus kalian isi kalau masuk ke WP ini :)
Name    : .........................................................................
Nick      : .........................................................................
Age       : .........................................................................
E-Mail   : ........................................................................
Fandom : .........................................................................
Bias       : .........................................................................
Note     : (terserah diisi apa)
Gomawo!
Read More... Form Risungers

Attention [2]

RULES!!!
Annyeong Risungers, masih belum pada bosen kan, ama kegajean admin? Hehehehehe
Di 2nd attention kali ini, admin bakal nulis Rules buat jadi Risungers!
  1. Masuk WP, isi Guest Book dulu, sumonggo... Ini diharapkan loh, soalnya untuk menentukan jumlah dan nomer absen(?) Risungers sendiri.
  2. Silahkan nikmati isi blog ini dengan tertib (?)
  3. Begitu selesai baca post, diharapkan me-review. Setiap komen amat berharga buat admin #bow
  4. Review tidak mengandung SARA dan bashing. Harap gunakan kata-kata yang sopan.Risungers harus sopan dong, ne? ;p
  5. Siders, saya doakan dosamu diampuni hingga khilaf dan sadar dari ke-silent reader-annya.
  6. Kalau mau copas, harus minta izin dan tulis credit, arrasseo?
Cukup segini dulu kali ya? Kalo ada yang lain, kapan-kapan admin kabari deh. :)
Gomawo!
Read More... Attention [2]

Attention [1]

Annyeong Risungers!
Saya cuma mau bilang mianhae kalo bingung sama blog ini. Masih berantakan #berasa baru pindah rumah#. Maklum masih pemula, nggak kaya WP ff fandom lain yang udah high level,,,hehehehehehehe #bow. Coz baru buat sih #garuk2 aspal# and beberapa hari ini tugas numpuk #ngeliat pasrah tumpukan buku# mengakibatkan gak bisa konsen.
Oh ya, di Attention kali ini, admin mau ngumumin, kalo mau  sms, telpon, minta foto and tanda tangan  kirim fanfiction di WP ini, kirim ke hnutrika@yahoo.com atau riushin26@gmail.com dengan subyek "Sending FF". Sertakan perkenalan singkat, summary, dll. Kalau mau jadi Rise (Author) di WP ini, isi form di bawah ini, sertakan dengan ff yang kalian buat, cukup sekali di waktu kalian pertama send ff.
Nama asli      : .................................................................................
Nama author : .................................................................................
Fandom/Bias : .................................................................................
Kemampuan membuat ff dalam 1 bulan : .............. fanfict
Bagi yang mau freelance juga boleh, subyeknya jadi "FREELANCE-Sending FF"
Wokeh para Risungers, segini dulu ya Attentionnya. Gomawo!
Read More... Attention [1]

Last Carnival [Chapter 1]


Author        : Shin Riu
Main Cast   : Lee Sungmin Super Junior, Henry Lau Super Junior M, Kim Minsoo (OC)
Other Cast  : Kim Min yoo (OC), Han Kyung Ji (OC)

Genre          : Horror, Gaje (pasti)

Length        : 2 shoot

Rating         : PG-15

Note          :
Annyeong!
FF ini bermula dari Author yang lagi seneng lagu Last Carnival yang agak-agak horror #lirik yeppa
Bagi yang berumur dibawah 15, huss huss! #ngusir-author dihajar# coz ada adegan kekerasan yang belum pantes buat under 15 #gak nyadar umur
Tapi kalo gak kena feel horrornya, mianhamnida, soalnya ini ff horror pertamaku.
Okay, happpy reading!

Last Carnival [Chapter1]
Backsound: Acoustic Café-Last Carnival
Author POV
Seorang yeoja tampak tergesa menyusuri lorong sekolahnya yang lengang. Matanya sesekali mencuri pandang ke lorong-lorong kelas yang sudah sepi juga. Hanya ada satu dua siswa yang masih mengerjakan tugas. Yeoja yang bernama Kim Minsoo itu mendapat hukuman atas keterlambatannya tadi, yah, hukuman standar tapi cukup menguras tenaga. Yap betul! Membersihkan WC, hanya saja Minsoo mendapat hukuman untuk membersihkan seluruh WC di sekolahnya yang terdiri dari 4 lantai itu (Widiihh,,, sadis amat). Menyebabkan dirinya harus pulang malam hari ini.
“Hyaa,, kalau saja Min yoo tidak terlambat mandi tadi!” gerutunya karena dongsaengnya lah penyebab semua ini. Minsoo berjalan keluar menuju tempat parkir, mengambil mobil Hyundainya dan segera pergi meninggalkan SMA Paran.

Minsoo POV
Jalanan sepi, walaupun Seoul sama sekali belum tertidur. Selama perjalanan, aku hanya diam, melepas lelah yang mendera. Aku memasuki jalan menuju apartemenku yang agak sepi. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Pasti Henry gege, ringtone Last Carnivalnya sudah jelas membuktikan. Kuraih ponsel yang ada di dashboard. Saat itu pula ada seorang yeoja berhanbok hitam-merah melintas tepat di depan mobilku. Segera kuinjak rem. Mobil berhenti, guncangan mendera mobilku. Kurasakan sesuatu menghantam mobil bagian depanku.
“Omona! Bagaimana dengan yeoja itu?” desisku. Aku segera keluar dari mobil, memeriksa keadaan yeoja yang tak sengaja kutabrak itu. Namun, tak ada siapapun di depan mobilku. Kuedarkan pandangan menuju sekitar. Mataku menangkap bayangan yeoja yang tadi tengah menatapku tajam 20 meter di depanku. Kutelan ludah dengan susah payah. Aku hanya bisa terpaku di tempat, karena yeoja itu semakin mendekat, dan sekilas aku bisa melihat benda keperakan di tangannya, pisau. Wajahnya juga mengerikan, dengan muka berdarah-darah, rambut acak-acakan, matanya tinggal satu, darah di sekujur tubuhnya, di lehernya terlihat luka menganga, dan di wajahnya terpampang seringaian benci padaku.Aku hanya bisa pasrah. 
'Mungkinkah itu chonyeo gwishin?' batinku takut. Saat jarak kami tinggal 5 meter, suara biola terdengar dari arah belakangku. Kulihat Henry gege tengah tersenyum ke arahku. Kualihkan pandangan ke depan. Yeoja itu menghilang.
“Gege!” aku berlari menghambur ke pelukan Henry Gege.
“Gege kok bisa disini?” Gege hanya tersenyum. Mengelus rambutku pelan. Lalu berbalik, meninggalkanku yang masih terpaku kebingungan.
***
Aku berdiri di tempat yang entah apa namanya. Kulihat-lihat seperti istana Gyeongbok. Kugerakkan kakiku. Tidak bisa. Kuputuskan untuk diam saja.
Sunyi.
Ya, suasananya sunyi. Walau masih sore hari tapi amat sunyi. Samar aku bisa mendengarkan suara seorang namja dan yeoja. Kucoba menggerakan kakiku kembali. Berhasil. Aku menuju belakang istana kecil di Gyeongbok-Gung itu. Kulihat seorang yeoja dan namja memakai hanbok bangsawan.
“Eorabeoni, aniya. Jangan tinggalkan aku…”
“Mianhae…Kongju-mama, saya harus pergi dari Hanyang. Sudah ada Hwangthaeju Cheona yang akan melindungi anda.”
Eh? Kongju-mama? Hanyang? Hwangthaeju cheona? Kok seperti drama saeguk ya? Apa aku ada di tempat syuting drama saeguk? Bukannya aku tadi tidur?
“Eorabeoni…”
Suara itu perlahan-lahan menghilang. Digantikan oleh suara tangisan yeoja yang amat menyayat hati. Perlahan kutolehkan kepala melihat ke arah kananku. Tampak yeoja yang tadi sedang duduk meringkuk. Jujur, aku merinding mendengar tangisannya. Perlahan yeoja itu menoleh ke arahku…
Lantunan lagu Last Carnival tertangkap indera pendengaranku. Aku segera duduk dan bingung dengan apa yang terjadi. Bukankah aku tadi sedang di Gyeongbok-Gung?
Kukucek mataku dan memandangi kamarku. Ah, mungkin itu hanya mimpi. Mataku melirik ke arah  jam dinding, 23.30.
“Aigoo, kenapa aku selalu begini sih? Jam segini pasti mimpi itu lagi, itu lagi…”gumamku pelan, lalu melihat Min yoo yang sedang tertidur pulas. Setiap hari aku selalu mengalaminya semenjak Senin lalu. Biasanya kalau sudah bangun tengah malam seperti ini, aku akan browsing sampai kantuk membuaiku lagi. Kuputuskan untuk memainkan tablet PC ku yang teronggok pasrah di meja samping ranjang. Setelah 30 menit aku browsing, rasa kantuk itu menyergapku lagi. Kumatikan tabletku dan berbaring lagi di kasurku. Tiba-tiba, suara biola dan dentingan piano menyergap telingaku. Sontak aku terduduk lagi, meneliti keadaan kamarku. Suara biola itu sudah sangat aku kenal, lagu Last Carnival. Lagu kesukaan sahabatku, Henry Lau, sang violist terkenal. Tapi, memangnya Henry ada disini? Lagu itu makin lama makin membuatku merinding. Kupandangi kalung pemberian Sung-Min oppa 4 hari lalu. Semenjak aku memakai kalung ini, aku mengalami kejadian-kejadian aneh.
Flashback
Author POV
“Gege! Permainan biolamu bagus sekali!”
“Ah, xie xie.”
“Lagu yang kemarin namanya apa ge?”
“Last Carnival. Kekekekeke. Wae?”
“Aniya. Lagunya terlalu bagus, hingga aku agak merinding mendengarnya. Hehehehe..” Minsoo ber-eye smiling seraya mengelus leher.
“Ya! Aku cari kalian kemana-mana. Ternyata ada disini!” seorang namja mendekati Minsoo dan Henry.
“Sungmin oppa!” Minsoo berdiri memeluk Sungmin, sedangkan Henry hanya tersenyum datar.
“Chagi, kau kenapa eum?”
“Bogoshipda!”
Henry POV
Dadaku panas melihat pemandangan yang ada di depanku sekarang. Tanganku mengepal kuat kuat. Tapi kupaksakan ekspresi datar seperti biasanya.
“Oppa, kalau kau mendengar lagu Last Carnival bagaimana rasanya?” Minsoo kini tengah menatap Sungmin hyung dengan puppy eyesnya. Aigooo,,, itu puppy eyes yang sangat aku ingin lihat dari matanya untukku!
“Hhmm,,,biasa saja. Cuma kalau sedang mendengarnya sendiri, aku agak merinding. Kekekekekeke…” Sungmin hyung terkekeh pelan. Aku hanya menyeringai tipis. Tentu saja itu memberi kesan horor bagi yang mendengarnya, lagu dari Acoustic Café itu memang menyedihkan, dengan suara yang mendayu-dayu. Tapi anehnya aku menyukai lagu ini. Ya, secara paksa memang, itu juga karena aku sedang mengemban tugas.
“Chagiya..” Sungmin hyung mendekatkan tangannya ke leher Minsoo dan tampak menyematkan sesuatu di lehernya.
“Waaa…oppa, yeppeoda! Dapat dari siapa oppa?” Mataku terbelalak melihat sebuah kalung tersemat di leher yeoja itu. Kalung berbandul ruby dengan 7 berlian kecil mengelilingi bawahnya, 3 berlian kecil di atas bandul itu terpisahkan oleh lengkungan kecil. Tidak mungkin, tidak mungkin namja ini keturunanku!
“Gege, cantik tidak?” kini pandangan Minsoo beralih kepadaku yang masih shock.
“Ne, cantik.” Ucapku singkat, masih mengamati kalung bermata ruby itu. Ya, tidak salah lagi!
“Wae gege?” Minsoo bertanya kepadaku. Aku menggeleng pelan.
“Gwenchana.” Sungmin hyung menatapku bingung. Walau sudah bertemu 2 kali, Sungmin hyung tetap saja menelusuri wajahku. Memangnya wajahku kenapa? Dia ngiri gitu sama pipi mochi gueh? #Henry mendadak alay-Author dihajar strings. Aku menghela napas, sudah tahu siapa yang harus aku lindungi dalam tugas ini.
Tapi, kenapa harus yeoja ini? Yeoja yang aku cintai?
Yang kemungkinan besar akan terluka setelah tugasku ini selesai.
‘Minsoo~ya, hati-hati,,, mungkin setelah ini, kau akan terganggu karena ‘dia’, kau dalam bahaya besar…’ batinku.
Flashback End
“Hah sudahlah, aku mau tidur saja.” Ucapku acuh, kembali bergulung di bawah selimutku.
***
Author POV
Seorang yeoja melangkah ringan menuju toilet sekolahnya. Di tangannya tergenggam ponsel.
“Ne gege, aku sudah ada dekat toilet.”
“Kau tak apa sendirian?”
“Gwenchana, masih siang terik seperti ini. Memangnya kenapa?”
“Aigoo,kembali! Bahaya!”
“Bahaya?”
“Ne, palli kau kembali!”
“Tapi gege..”
“Palli!”
Minsoo keheranan mendengar Henry tampak ketakutan. Kenapa namja ini? Di rejectnya panggilan itu. Hatinya bimbang memilih kembali ke kelas atau toilet yang tinggal 5 langkah dari posisinya berdiri. Dimantapkannya untuk pergi ke toilet. Yeoja itu menuju salah satu kamar mandi yang ada. Saat akan mengambil tissue gulung, matanya menangkap tulisan berwarna merah darah.
Jauhi dia atau mati!
“Kyaaa!!!!!!” Sigap ditariklah tangan mungilnya itu. Tadi saat masuk, tissue gulung itu berwarna putih, tidak berwarna merah.
“Aigoo, eotteoke?” ucapnya gemetaran. Dengan segenap kekuatan dan keberanian yang ia miliki. Ditatapnya tissue gulung itu. Tulisan itu hilang. Dengan cepat diraihnya dan menyelesaikan keperluannya.
Yeoja itu segera keluar dari kamar mandi dan menuju wastafel. Dicucinya kedua tangannya dengan gugup. Tangannya bergerak membasuh muka. Saat memandangi wastafel itu, air yang menetes dari keran bukan berwarna bening, tetapi merah. Sontak Minsoo memandang wajahnya di kaca.
“KYAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!” Di cermin terpantul wajahnya berlumuran darah. Lalu terganti oleh sosok yeoja berhanbok itu menatapnya dengan seringaian khasnya. Minsoo bergerak mundur. Yeoja berhanbok merah-hitam itu perlahan keluar dari cermin. Yeoja itu makin maju, menghampiri Minsoo yang semakin tersudut di dinding. Lidahnya kelu untuk berteriak.
Last Carnival kembali terdengar. Sosok yeoja itu menghilang. Minsoo menoleh ke pintu kamar mandi. Tampak seorang namja putih tampan, berpipi mochi yang adorable sekali (yang membuat Author pingin menggigit pipi itu lama-lama #disate Strings) tengah memegang sebuah biola. Menatapnya dengan senyum lembut.

Henry POV
Aku berjalan menuju Minsoo yang hanya bisa terpaku, badannya menggigil. Kutarik yeoja itu ke dalam pelukanku. Minsoo menangis di dalam pelukanku.
“Uljima..” Aku memandang ke arah ujung lorong. Tampak seorang namja tengah menatap kami tajam.
“Sungmin hyung!” panggilku. Kulepaskan pelukan kami. Sungmin hyung melangkah mendekat.
“Chagiya, kau kenapa?” Minsoo yang masih shock memadang ke arah Sungmin hyung yang memasang gesture protective pada yeoja itu.
“O,oppa..”
“Kenapa kau berpelukan dengan Henry?! Wae??!” suara Sungmin hyung naik 1 octave. Aku hanya bisa menghela napas mengetahui fakta bahwa Minsoo memiliki namjachingu yang possesive sekali.
“Oppa, aku..”
“WAE??!!!” Sungmin meraih kedua bahu Minsoo. Menatapnya dalam-dalam. Minsoo hanya bisa diam, terisak pelan.
“Sungmin hyung..” kucoba untuk menenangkan Sungmin hyung dengan memegang pundaknya dengan tangan kananku. Yang menghasilkan deathglare dan tepisan kasar di tangan kananku.
“Wae?!! Kau mau menggoda Minsoo hah??!!” hardiknya kasar. Melihat usahanya sia-sia, Sungmin hyung berlalu pergi. Dengan derap kasar. Kami hanya bisa menatapnya bingung.
***
Minsoo POV
Kurebahkan kepala. Aku terdiam di meja belajarku. PR Sejarah masih teronggok pasrah di atasnya. Mataku terasa berat. Bandul kalungku tergeletak di samping buku. Dan kantuk menyergapku.
***
Tempat ini lagi! Entah sudah keberapa kalinya aku ada disini. Baru kusadari ada sebuah lentera (Di The Moon adegan Hwon ama Wol ketemu di hutan) di tanganku. Suasana malam hari, sepi, seperti biasa. Dan lagi-lagi, aku bertemu namja dan yeoja yang sama. Kini mereka duduk di gazebo. Kulangkahkan kaki mendekat. Ups! Hampir saja aku terjun bebas ke dalam kolam kecil di samping gazebo. Tapi, tampaknya mereka tidak menyadari keberadaanku. Samar dapat kudengarkan apa yang mereka bicarakan.
 “Kongju-mama! Jika kita ketahuan, kita akan dihukum Cheona!”
“Biarkan! Aku mau bersamamu…”
“Kongju-mama tidak bisa terus-terusan seperti ini”
“Kau yang membuatku seperti ini!”
“Tapi saya hanya seorang hwarang,,,”
“Walau kau seorang Hwarang, aniya, kau Hwarang pemimpin Resimen Utama, aku tetap mencintaimu, sangat!”
“Kongju-mama…”
“Aku tidak merestuimu menikah dengan yeoja lain!”
“Mama!”
“Kau harus membatalkan pernikahanmu itu!” sang yeoja kini berteriak-teriak histeris.
“Saya tidak bisa…Mianhamnida.”
Aku hanya bisa terpaku di tempat. Untuk apa aku ada disini? Menyaksikan sepasang kekasih bertengkar?
Suara biola terdengar lagi.
“Aigo! Aku tertidur lagi…” kulirik PR Sejarahku dengan acuh. Masih ada 1 soal belum kukerjakan. Tentang Gyeongbok-Gung. Kubuka buku paketku malas. Mataku terpaku pada sebuah halaman.
“Ige…”
‘Hiks,,,hiks,,,hiks,,,’ suara tangisan seorang yeoja menyentakku. Asalnya berasal dari belakangku. Dengan ketakutan teramat sangat, aku menengok ke belakang.
Tampak seorang yeoja mengenakan hanbok berwarna merah-hitam tertunduk di atas ranjangku. Aku menelan ludah dengan susah payah. Aku sudah bertemu dengannya berulang kali di tempat berbeda. Mungkin menyadari aku mengamatinya, perlahan dia mengangkat kepalanya. Yeoja itu bermuka pucat, putih, nyaris seperti kertas, di lehernya dapat kulihat darah mengucur deras. Matanya hitam menatapku tajam.
“KKKYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!”
Dan semua menjadi gelap.
***
Sungmin POV
‘Wuzzzz’
Kurasakan angin berembus kencang. Aku terbangun menatap jendela kamar. Tak ada apa-apa. Jendela tertutup rapat. Mungkinkah dia kembali lagi?
‘Wuzzz’
Yah, aku tahu itu dia. Kutengokan kepalaku malas ke pojok ruangan. Tampak seorang yeoja berpakaian hanbok, wajahnya cantik, tengah menatapku dengan senyum manisnya seperti biasa. Yeoja, ehm, bisa kukatakan roh, itu menemaniku sejak Senin yang lalu. Entah apa alasannya.
“Aigooo,,, Kyung-Ji~ssi, ada apa lagi?” Yeoja itu mendekat. Wajah cantiknya menatapku tajam.
“Sungwon Eorabeoni..”
“Ya! Siapa Sungwon Eorabeoni? Sudah kubilang jangan memanggilku seperti itu…” Yeoja itu duduk di tepi ranjangku. Tatapannya masih tajam.
“Kau masih tidak mau melepaskan yeoja itu dan pergi bersamaku?” ucapnya lemah dan dalam. Aku tertawa.
“Untuk apa aku melepaskannya? Aku mencintainya.”
“Eorabeoni, kalau Eorabeoni tidak mau melepaskannya, kau tahu apa akibatnya..” Kyung-Ji tiba-tiba menghilang. Aku hanya geleng-geleng melihat tingkahnya. Aku akui hubungan kami sedang memburuk karena sikapku padanya. Kuputuskan untuk mengacuhkan yeojachinguku itu sebentar. Namun perasaanku tidak enak saat kudengar suara benda jatuh. Fotoku dengan Minsoo. Segera kusambar jaket dan kunci motor, melesat menuju apartemen Minsoo. Mataku terbelalak melihat pemandangan di depanku. Minsoo tergeletak pingsan. Di lantai yang berkeramik putih dapat kulihat tulisan, dibuat dengan darah.
‘Ini akibatnya jika kau tak menuruti perkataanku, Eorabeoni..’
***
Henry POV
Kutatap langit di taman sekolah. Sekarang tanggal 10 Agustus. Aku tahu tugasku akan segera tiba. Dan mungkin akan memakan korban jiwa.
Tepat saat gerhana bulan, dan daun terakhir jatuh.
Dan saat itu juga aku bisa melihat sosoknya, 20 meter di depanku. Menatapku dengan seringaiannya. Menantangku. Aku membalas tatapannya tak kalah tajam.
Angin berembus dan sosoknya menghilang.

To Be Continue

Eotte?Eotte? #kedip2 Taemin mode on
Horror? Apa gajelas? Bagi author, ini sudah cukup horror, author gak kuat kalo harus buat lebih horror lagi #pundung# (reader: parno lu!| author: -_-)
Bagaimanapun, your comment my spirit, wokeh? Review please ^^
Gamsahamnida,xie xie!
Read More... Last Carnival [Chapter 1]

Over The Rainbow

Over The Rainbow

Author       : Shin Riu
Main Cast : Taeyeon SNSD, Leeteuk Super Junior
Other Cast : member SNSD dan SuJu
Genre        : Romance, Sad, Gaje (pasti)
Rating       : PG-13
Summary   :
Annyeong!!! Kembali lagi dengan author Riu here!!! #lambai-lambai PSP Kyu (?)
Hari ini aku bakal post oneshoot fanfic, aslinya mau dibuat couple MinRi (Sungmin-Risung #author disate pumpkiners) Tapi kayanya author lagi seneng TaeTeuk couple. Sekaligus,, yahh,, melepas abang Kadir ke medan wamil #lap ingus# (Ga nyambung!) Hehehehehe.. mian sangtaenya author kumat #bow bareng Onew (?) (Reader: playgirl lu thor!)
Sebenarnya sih Leeteuk sukanya ama Yoona pas training. Tapi di ff ini anggap aja itu Taeng ahjumma ne? Aigoo,,daripada sangtaenya tambah parah. Lets check it out!

Somewhere over the rainbow, way up high
There’s a land, that I heard of once, in a lullaby
-1 November 2006-
Taeyeon POV
Mataku terpejam. Menyesap susu coklat panas di hadapanku. Aku berharap, setelah membuka mata, sosoknya akan muncul di hadapanku. Tapi,,,, nihil.
“Ori,,, kau sedang apa sekarang?” gumamku. Melihat air hujan yang turun perlahan dari jendela kamar, menyusuri dedaunan hijau. Lalu terhempas di bumi.
Tanganku menyingkirkan mug cokelat panas ke kiri. Kukenakan kacamataku. Tanganku meraih pensil, lalu mulai menulis judul di kertas putih di hadapanku.
2 tahun lalu, dia masih membantuku membuat lagu. Entah itu aransemennya, lirik, atau notnya. Lesung pipitnya akan nampak saat ia membaca aransemen laguku. Masih kuingat lesung pipitnya yang dalam, membuat wajah tampannya makin menawan.
Kepalaku menoleh ke arah jendela. Hujan sudah mereda. Langit biru mulai tampak. Tapi udara dingin masih terasa.
Alunan lagu Kangta menggema di kamarku sejak beberapa menit lalu. Confession. Aku suka lagu ini. Apalagi saat melihat wajah tampan Kangta sunbae, yang tak kalah tampan dari kau, Ori.
Masa-masa training amat membuatku lelah. Dan hanya sore ini, saat seorang trainer sakit, lelahku bisa dilepas barang sejenak. 2 roommateku yang lain, masih berkutat di training room, atau pergi entah kemana.
Aku lelah. Ori, bantu aku lepas lelahku ini. Aku masih ingin bertahan di proses training ini.
Ideku tertahan. Entah lagu ini bisa kuselesaikan atau tidak. Kuraih ponsel putihku. Putih. Warna kesukaanmu, Ori.
You have receive 1 message
Aku mengerutkan kening. Ponselku dalam mode silent, hingga aku tidak mengetahui ada SMS masuk.
Taeng eonni, eonni eodisseyo? Habis ini ada training menyanyi –Seohyun-
Aku tersenyum. Seohyun memang perhatian. Aku segera membalas SMSnya dengan ‘Ne’
Somewhere over the rainbow, skies are blue
And the dream, that you dare to dreams, really do comes true
Ringtone handphoneku berdering lagi. Dari Sunkyu.
DAEBAAKK!!! Eonnideul dongsaengdeul! Kita akan dibentuk grup untuk debut!!! Soo Man ahjussi baru saja memberitahuku!!! KYYAAA!!!
Mataku membulat. Aku segera men-dial nomor Sunkyu.
“Yoboseyo??? Sun-Kyu~ya? Jinjjayo???”
Ne, Taeyeon eonni. Sebentar lagi akan ada panggilan untuk yang lain. Palli kau mandi dan bersiap!”
“Aigoo!!! Nan haengbokhaejyo! Jeongmal! Gamsahamnida!!! Annyeong!” segera kureject panggilan itu. Akhirnya, setelah 4 tahun, aku akan debut juga.
Kupandangi langit yang cerah. Pelangi menampakan dirinya, walau samar.
“Kau benar ori, impian yang aku takutkan untuk aku mimpikan, sekarang menjadi kenyataan.” Ujarku, senyum menguasai wajahku. Aku beranjak ke jendela, menatap indahnya langit berhias pelangi.
“Kau, ada disana,,,di suatu tempat di atas pelangi…Jangan lupakan aku, Park Jung Soo oppa.”
Dan kakiku berlari menuju kamar mandi.
***
Leeteuk POV
“Hyung, sudah dengar? Ada girlband yang akan debut beberapa bulan lagi. Katanya akan menjadi couple Super Junior.” Aku yang tengah termenung di depan jendela dikejutkan oleh suara lembut Donghae. Aku menoleh ke dongsaeng kesayanganku ini.
“Jinjja?” Namja ini mengangguk. Lalu duduk di sampingku. Aku menatap langit kembali.
“Hyung? Leeteuk hyung? Hyung sedang melihat apa sih?” Donghae ikut menatap ke luar.
“Ooo,,byul,,,yeppeo..” Kami terdiam.
“HAE~YAA,,, INI KAUS KAKI PELANGI MILIKMU BUKAN???” sebuah teriakan dari luar memecah keheningan. Donghae segera berjalan keluar. Sedang aku tertegun.
“AISSHH,,MONYET,,,BERISIK SEKALI KAU,TINGGAL TARUH SAJA DI KAMARKU!” teriak Donghae balik kepada Eunhyuk –sang peneriak(?)-
Dorm memang amat ramai. Tapi entah kenapa aku merasa sendirian…
Pelangi. Selalu mengingatkanku padanya. Yeoja yang aku tinggalkan sendiri 2 tahun lalu karena kesibukanku di Super Junior.
“Taengoo…Mian, aku akan pergi.”
“Eh? Eoddi?”
“Ke atas pelangi. Mungkin kau akan susah menemuiku.”
“Memangnya oppa mau ngapain di atas pelangi?”
“Banyak. Mewujudkan impian oppa.”
“Aku kesepian dong oppa?”
“Aniya. Kau tidak akan kesepian. Pelangi itu akan selalu menemanimu. Anggap saja itu aku.”
“Hahaha, bagaimana mungkin menganggap oppa itu pelangi?”
“Yaksok?”
“Eh? Baiklah, yaksok…”
“Hahahahahaha..”
Aku tersenyum miris mengingat janjiku padanya. Yeoja dangshinku itu, bagaimana keadaannya sekarang? Apa dia bisa bertahan di masa training?
Aku harap iya. Dia yeoja yang kuat. Aku yakin itu. Apalagi dengan suara sebagus itu, tidak mungkin akan tersingkir dari persaingan ketat di SM Ent ini.
“Girlband baru? Super Girl? Aigoo….” Gumamku. Masih menatap langit malam.
“Aku harap salah satunya adalah kau. Aku tidak ingin kau menanggung beban terlalu lama, Kim Taeyeon…Fighting!”
Someday I wish upon a star
And wake up when the clouds are far, behind me
Aku beranjak dari bangku. Setelah mendengar lengkingan Ryeowook…
“KYUHYUNNN!!! KAU APAKAN DAPUR DORM INI HAH???!!!!”
***
Taeyeon POV
“EONNIDEUL!!!” Seohyun berteriak amat kencang. Membuat kami yang tengah berlatih koreografi kaget. Dan berhamburan menuju magnae kami itu. Yeoja manis itu tengah duduk terpaku di depan televisi.
“Ada apa Seo?” tanyaku. Telunjuk Seo mengarah ke televisi yang menayangkan acara berita.
“Leeteuk oppa, Shindong oppa, Eunhyuk oppa dan Kyuhyun oppa kecelakaan!” Yuri membaca berita itu, lalu menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Deg! Lee,,,teuk oppa?
“Semua mengalami luka. Kyuhyun oppa yang paling parah.” Tambah Sooyoung. Semua calon member SNSD kaget. Apalagi aku.
Leeteuk,,bukannya dia Jungsoo oppa? Kecelakaan? Aigo!
“Bagaimana keadaan mereka?” Sunny bertanya. Semua mata tertuju pada dangshin terkecil kami itu. Dia sedang menelpon Kibum oppa.
“Aigoo,, Kyuhyun oppa koma?” seru Sunny. Seohyun langsung terduduk. Aku mengerti keadaannya. Dia menyukai namja itu sejak masa trainee. Aku segera memeluk yeoja itu.
“Gwenchana Seo,,, Kyuppa akan baik-baik saja.” Bisikku padanya. Sebagai leader aku harus bisa memberikan rasa aman pada semua memberku.
“Eonni,,,hiks,,,kyuhyun oppa,,,hiks,,,hikss,,,” isaknya. Aku makin memeluknya erat. Kulihat Tiffany merebut ponsel Sunny.
“Kibum oppa, are they okay?”
“Sure? Where is the hospital? Send me message of their hospital’s address, okay?”
“Thank you.” Tiffany mengembalikan handphone Sunny.
“Eonni, mereka ada di Seoul Hospital. We must pergi ke sana secepatnya.” Ucap Tiffany yang masih bercampur Inggris-Korea. Tiffany dan Jessica memang dari San Fransisco.
“Oke, semua pergi kesana. Kajja!” Jessica mengambil alih kendali. Aku dan Seohyun masih terduduk lemas di depan televisi.
“Eonni tidak ke rumah sakit?” Tanya Seohyun. Aku ragu.
“Neoya?”
“Aku akan kesana. Aku akan menyusul eonnideul. Aku masih shock. Beri aku waktu.” Jawabnya pelan. Aku hanya bisa mengangguk.
“Semoga oppadeul baik-baik saja.” Ujarku menenangkannya.
‘…terutama…Leeteuk oppa….’ Tambahku dalam hati.
***
Leeteuk POV
“Aaahhh…appo…” ringisku pelan. Lukaku masih belum kering. Untung saja Hyukkie dan Shindong tidak terlalu parah. Hanya saja,,,Kyuhyun.
Aku segera berlari ke kamar rawat Kyuhyun. Tepat di persimpangan ruang rawat..
‘Duk!’
“Jwesonghamnida!” Aku segera membantu yeoja itu berdiri. Perlahan yeoja itu mendongakkan kepalanya.
Aku terkesiap. Dia…
Yeoja itu nampaknya juga kaget. Baru saja kami akan membuka mulut, segerombolan namja memanggilku. Yeoja itu membelalak kaget.
“Leeteuk hyung!!!” seru para memberku berbarengan. Lalu memeluku.
“Aku kira hyung pergi kemana!”
“Kau membuatku khawatir hyung!”
“Aigoo, ayo kembali!” paksa mereka lalu menariku pergi. Sekilas kulihat, yeoja yang kutabrak tadi menatap wajahku, lalu berjalan membelakangiku.
Saat jarakku sudah agak jauh, aku menengok kebelakang. Kami bersitatap. Lalu yeoja itu berlalu.
“Taeyeon…” gumamku pelan. Dia tidak menoleh. Terus berjalan.
When troubles melt like lemon drops
Away above the chimney tops
That’s when you, find me…
***
Author POV
Saranghae neol ineukkim idaero
Geuryeowassdeon hemaeimui kkeut
Isesang sokeseo
Banbokdoeneun seulpeum ijen annyoung
Sumanheun al su eobneun gilsoke
Huimihan bicheul nan jjochaga
Eonjekkajina neo hamkke haneungeoya
Dashi mannan uriui
Tepuk tangan membahana di Music Bank. Debut SNSD dengan single ‘Into The New World’ amat mengesan di hati penonton. 9 yeoja cantik dengan kemampuan yang memukau itu berhasil mengguncang Mubank.
Di  back stage mereka berpelukan. Terharu, senang, gembira, tegang, semua melebur menjadi satu. Nampaknya untuk hari-hari kedepannya, mereka akan disibukkan dengan jadwal kerja.
“Eonnideul, dongsaeng, ayo pulang, aku lelah…” Yoona melancarkan aegyonya. Mereka semua langsung mengangguk.
“Baiklah, kajja kemasi barang-barang kalian!” komando Taeyeon.
Mereka langsung pulang ke dorm mereka dengan sukacita. Di ruang tengah, mereka berbaring dengan posisi kepala melingkar (kaya SuJu itu). Tangan mereka berpegangan erat.
“Eonni, haengbokhae…” Hyoyeon memulai percakapan mereka.
“Ne…rasanya ingin meledak…” sahut Jessica.
“Awesome, it’s the greatest day in my life..” sambung Tiffany, eye smile menghiasi wajahnya.
“Aku speechless…” Yuri hanya bisa berkata singkat.
“Perasaanku campur aduk!” kata Sunny.
“Apa harapan kalian?” kini giliran Sooyoung yang bertanya.
“Aku harap SNSD sukses, diterima di masyarakat, dan bisa go international!” harap Seohyun.
“My wish,,,SNSD akan selalu bersama, bisa mewarnai dunia entertainment, fansnya banyak, bisa mengadakan konser, dan memiliki banyak album…” ujar Yoona.
“Naega,,,cukup dengan,,,SNSD selalu bersama di segala kondisi, kita bisa menjadi SNSD selamanya, anggotanya rukun, dan sukses.” Tutup Taeyeon.
“So Nyeo Shi Dae???!!!” seru Tiffany.
“FIGHTING!!!” kompak mereka semua dengan tangan kanan terangkat. Lalu tertawa bersama.
“New days for Girls’ Generation…” gumam Taeyeon.
***
Taeyeon POV
Aliran Han-gang yang tenang menghampar di hadapanku. Hari ini setelah debut, kami diberi waktu longgar 4 jam sebelum jadwal kami yang menanti.
Aku terdiam. Duduk di tepian Han-gang mengamati bebek. Ori,,, aku jadi ingat padamu…
Kugenggam erat kertas di tanganku, surat yang ingin kubuang di Han-gang, tapi sedari tadi kuurungkan. Tak kusangka, air mata menuruni pipiku. Kutundukan kepalaku. Tak ingin siapapun mengetahui aku sedang menangis. Tiba-tiba,,,
Eh? Kok gelap?
Ya??? Eotteoke?? Nuguya???
Sebuah tangan melingkupi kedua mataku. Nampaknya ada seseorang yang ingin mencari masalah denganku. Nuguya? Aku mencoba membebaskan diriku.
“YA! NEO!!! Lepas!!!” teriakku kencang. Perlahan dunia mulai terang, nampaknya orang iseng ini menyerah. Segera aku membalik badan untuk memarahi orang iseng itu.
‘Deg’
Tak sengaja, wajahku hampir menubruk wajah orang itu. Wajah kami hanya terpisah 2 cm. Bahkan hidungku dan hidungnya bersentuhan. Omoo…
“Annyeong,,,Taengoo…” Aku masih terpana. Benarkah ini dia?
“Jungsoo…oppa?” gumamku pelan.
Lesung pipit terukir di wajah tampannya. Aku terenyak dan segera sadar. Kujauhkan wajahku darinya. Pipiku memanas.
“Oppa kenapa disini? Bukankah Super Junior sedang sibuk?” tanyaku pelan. Jungsoo oppa duduk disampingku.
“Aku ingin menemaimu Taeng.” Jawabnya singkat.
“…” 5 menit kami lalui dalam diam. Tangannya dapat kurasakan menyelinap di bahuku untuk merangkul. Aku terkesiap.
“Ya oppa, wae?”
“Eum? Gwenchana? Sudah lama kita tidak bersama.” Ucapnya sembari menoleh. Aigoo,, neomu kyeopta!
“Gurae…”
“Mian…”
“Untuk?”
“Aku meninggalkanmu, Taeyeonie…”
“Gwenchana oppa,,,arrachi,,,”
“Kau mau memaafkanku kan?” Tiba-tiba Jungsoo oppa mencengkram bahuku, membalikan badanku, dan menatap mataku dalam dengan mata indahnya. Aku terpesona.

Leeteuk POV
Aku menatap wajahnya lekat. Manik matanya menunjukan kekagetan. Aku tersenyum.
“Oppaa…Ne,, sudah dari dulu aku memaafkanmu…”
“Jeongmal?” Taeyeon mengangguk. Aku melepaskannya. Yeoja ini tampaknya masih shock.
“Gomawo.” Ucapku singkat. Taeyeon menunduk, lalu mengambil banduk kalungnya. Bandul T dengan warna gradasi pelangi.
“Oppa, masih ingat ini?”
“Tentu, itu kan hadiah dariku.”
“Oppa sudah ke pelangi?”
“Ne, aku diterima disana.”
“Chukkae oppa, aku akan menyusul.”
“Eo?” Yeoja disampingku terdiam.  Perasaanku makin membuncah, rasanya dia makin cantik saja. Kim Taeyeon… yeoja yang dapat merebut hatiku untuk pertama kali…
“Kim Taeyeon, saranghae…” yeoja itu terbelalak kaget. Tapi tetap tidak menjawab.
“Taeyeonie, apakah kau mencintaiku?” tanyaku tiba-tiba. Aigoo, kenapa aku menanyakan ini?
“Kita sudah ada di ‘dunia’ yang sama oppa. Akan sulit bagiku,,jika menaruh hati padamu oppa.” Ucapnya dengan senyum sendu. Aku hanya bisa tersenyum miris. Hancur sudah harapanku memilikinya.
“Gundae, wae?” tanyaku pelan.
“Suatu saat kau akan tahu. Annyeong oppa, ada jadwal yang menantiku. Annyeong haseyo.” Pamit Taeyeon. Dia berdiri lalu membungkuk. Dan berlalu pergi. Aku menatap Han-gang di depanku dengan tatapan kosong. Burung-burung biru terbang melintas di angkasa, yang tertangkap oleh manik mataku.
Perlahan aku beranjak. Dan saat akan mengambil tas kecil disampingku, aku menangkap secarik kertas pink tergeletak di tempat Taeyeon duduk tadi. Aku mengambilnya. Saat kutengok kebelakang, Taeyeon sudah tidak ada. Kuputuskan untuk membaca surat itu.
Annyeong, Park Jungsoo oppa…
Ini Taeyeon. Kau kemana saja? Jeongmal bogoshipeo…
Oppa, asal kau tahu, aku kesepian saat kau tak ada. Aku tahu kau sibuk dengan showmu. Tapi, aku sungguh merindukanmu…
Saranghaeyo oppa. Neomu saranghae. Aku ingin mengatakan itu padamu.
Gundae…
Itu dulu. Kini kita ada di dunia yang sama. Kita sudah ada di atas pelangi. Showbizz,,,itu akan menyulitkan kita jika menjadi sepasang kekasih. Arrasseo…
Setelah aku pikir, lebih baik kita menjadi teman, ne?
Itu akan lebih baik… Walau kita tidak bisa bersama sebagai kekasih, kita tetap bisa bersama-sama…memajukan SM Ent go international, aku yakin kita bisa.
Mianhae oppa, aku tidak bisa menjadi Taeyeon yang dulu. Yang mencintaimu, Oppa…
Mianhae, Gomawo, Saranghae…
Kim Taeyeon
Aku menatap pelangi senja.
“Di suatu tempat, dia atas pelangi…Arrachi… Kim Taeyeon. Ayo kita berteman…”
Somewhere over the rainbow, blue birds fly
Birds fly over the rainbow, why, oh than why can’t I?
Fine~

Read More... Over The Rainbow